tion yang berarti emosi adalah sebuah bentuk pengungkapan jiwa.
Bermain musik dapat dikatakan sebuah pengungkapan jiwa dari karakter
yang memainkannya. Seiring perkembangan jaman menghadirkan sebuah bentuk
perpaduan dari aliran musik dan menciptakan sesuatu aliran atau trend
bermain musik yang baru dan dikatakan oleh media sebagai Musik EMO...
Diartikan dari akronim Emotional. Sebagian orang mengatakan Musik EMO
sebagai perpaduan dari permainan musik Hardcore dan Punk. Penamaan Musik
EMO sendiri diberikan oleh kalangan media dan bisa jadi musik EMO
sedang trend2nya saat ini.
Ketika itu emotional-pun datang untuk
mencari tahu karakter musik EMO itu seperti apa ? Pada kesempatan ini
Alone at last sebuah band dari Bandung yang lagi hangat-hangatnya
dikalangan pemusik EMO akan menjelaskan keberadaan Musik EMO itu.
Guruh : Sejarah Alone at last ? Dari komunitas atau teman main ?
Alone
at last : Awalnya dari menghidupkan sebuah Band bernama Halte yang
hingga sekarang Halte-pun gak jelas. Bahe (gitaris) yang gak bisa diam
untuk terus bermain band. Iseng - iseng mencoba membuat Band baru dengan
mengajak teman-teman lama dan membawakan lagu-lagu Band lain pada
awalnya.
Guruh : Resmi terbentuk ?
Alone at last : Kita gak
tahu kapan resminya yang pasti ketika acara Free at last. Itu adalah
manggung pertama kalinya Alone at last pada Tahun 2003.
Guruh :
Mengapa dan dari segi mana Alone at last memainkan musik EMO ? Apakah
memainkan musik EMO menjadi kepuasan ? Atau sekedar trend bermain musik
saat ini ?
Alone at last : Sebenarnya dari semua personil tidak
ada yang terlalu berbasic pada EMO banget. Yang ada mungkin terbentuk
dari influence2 dari tiap personil yang akhirnya membentuk karakter
Alone at last itu sendiri. Mungkin kita lebih tertarik untuk dikatakan
Post Hardcore dibandingkan EMO dari segi influence.
Guruh :
Apakah kalian tidak takut pada akhirnya musik EMO yang kalian mainkan
akan menjadi sebuah musik yang bisa dikatakan sebagai musik trend
musiman pada saat ini saja ?
Alone at last : Kita akan tetap
buktikan jika pada waktunya EMO sudah tidak musim, kita akan tetap exist
dan bertahan bermain di musik kita yang dikatakan orang maupun media
massa Musik EMO.
Guruh : Jika sewaktu-waktu ada tawaran dari Major label ?
Alone
at last : Sudah pernah itu pada akhir Tahun 2003. Ceritanya dipanggil
pada salah satu Major dan ternyata Perusahaan yang menawarkannya itu
merupakan anak perusahaannya lagi dari Major yang besarnya. Dan kita
berpikir jika kita masuk maka akan menjadi band yang "ke-nomer
berapanya". Pada pertengahan jalannya ketika kita sedang semangat2nya
membuat lagu baru lagi permintaan Major tersebut terjadi something
wrong. Akhirnya kami tidak jadi. Dari situnya kita lebih termotivasi
lagi ya udahlah lebih baik nggarap sendiri aja.
Guruh : Ketika Culture EMO pada waktunya tidak ramai lagi ?
Alone
at last : Meskipun pada kelak sewaktu harinya nih yah... Yang akan
menentukan culture Musik EMO itu sendiri adalah media massa yang
ng-gedein. Fenomena musik EMO itu sendiri mau dibawa kemana oleh media
massa ini... mau dijadiin trend ? atau hanya menjadi sebuah bahan
pemberitaan ? Kita hanya sebagai media informasi media ke masyarakat.
Jadi semuanya ter-eksploitasi oleh media dalam artian media yang
menghidupkan dan media pula yang akan menjatuhkan. Ada media yang hanya
mencari keuntungan saja atau benar2 mendukung band2 yang belum memiliki
nama.
Guruh : Mengapa pengen ke Major ?
Alone at last : Gak
bisa dipungkiri, major dalam segi manajemen lebih bagus. Banyak label
indie yang masih dipertanyakan ? mana royalti kami ? Banyak bermasalah.
Kalau diperhatikan hanya ada satu-dua Indie label yang bagus.
Guruh : Kan telah banyak juga Indie2 label yang mempunyai manajemen yang bagus dan jalur disribusi sampai nusantara ?
Alone
at last : Saat ini kita di indie tetapi kita percayakan distribusi oleh
satu perusahaan yang mungkin tidak disebut indie lagi kelasnya.
Guruh : Promo untuk Event yang diberikan oleh Labelnya ?
Alone
at last : Kita tidak dapat promo untuk event, itu kita cari sendiri.
Intinya kita lebih memilih perasaan kekeluargaan dan kita tahu diri
karena label kita sudah mau melakukan dan menanggung semuanya proses
hingga keluarnya album kita, selain itu banyak pembelajaran yang kita
dapatkan menjadi tahu, dari rekaman, produksi hingga ke release album.
Guruh : Kenapa untuk distribusi tertarik pada perusahaan tersebut ? Apa karena ada faktor kedekatan ?
Alone at last : Sebenarnya dibilang kenal sebelumnya iya, tetapi kita memantau melihat sendiri jalur distribusinya.
Guruh
: Misalkan pada waktunya Alone at last telah memiliki fans dan ada
tawaran lagi dari Major. Apakah tidak takut kehilangan fans yang
idealismenya pada pergerakan indie ? Lebih menguntungkan memilih fans
atau major itu sendiri ?
Alone at last : Lebih menguntungkan
memilih fans itu sendiri. Jikapun menerima major, pada waktunya jika
kita telah sukses kepinginnya punya label sendiri. Kita pengen buktikan
dari indie itu bisa berdiri sendiri.
Sesuatu yang baru membuat
orang merasa ingin mengetahui dan mendengarkan seperti apa Musik EMO itu
? Iya tentu saja ada baiknya kita mencari tahu untuk mendengarkannya...
oh itu yang dikatakan musik EMO, setidaknya akan menambah wawasan kita.
Aliran
Emo / Rock / Hardcore
Anggota
Yas (Vocal) - @ yasbudaya
Ubey (Bass) - @ beyzky
Ucay (Gitar) - @ kutubusuk19
Athink (Drum) - @ Athink_GO
Indra Papap (Gitar) - @ indra_papski
Kota Asal
Bandung, Indonesia
anak pajak tangguhan Rekaman
unsigned
Biografi
Pada tahun 2003 Sendirian Pada * terakhir mulai careervappearing mereka di berbagai (indie) acara musik di Bandung, Indonesia. Dalam waktu kurang dari satu tahun band ini berhasil memenangkan perhatian para pecinta musik rock dengan hits single mereka: "Amarah Senyum Dan Airmata" di Bandung, Jakarta dan kota lainnya di Pulau Jawa, Indonesia. Popularitas mereka terus memperluas dan lingkaran mereka penggemar sekarang mencapai di seluruh Indonesia termasuk Bali, Medan (Sumartra), Banjarmasin (Kalimantan), Makassar (Sulewesi) dan daerah lainnya termasuk Kuala Lumpur (Malaysia) dan Singapura. Setelah sukses seperti 2 merek pakaian internasional, Atticus dan Macbeth, haven "t punya keraguan tentang meminta Sendirian Pada * terakhir untuk menjadi promotor utama dari produk mereka di Indonesia.
Mereka telah merilis 2 album dengan Rekor Absolut, Sendiri vs Dunia - EP (2004) dan Jiwa (2008). Sendirian Pada * terakhir memiliki kelompok inti kipas terkonsentrasi di ibukota yang serba cepat, musik kosmopolitan Indonesia, Bandung dan di kota-kota lain dari Jakarta, Surabaya, Jogja, Bali, Semarang, dan Makasar. Jaringan ini didukung oleh dan mudah diakses untuk manajemen jaringan mereka, "Stand Alone Crew".
Diskografi:
1. Sendiri VS Dunia - E.P [2004 / Arsip Absolute]
2. Jiwa [2008 / Arsip Absolute]
3. Takkan terhenti Disini [2010 / Lajang]
Lokasi Tenggaraharja Komisaris
Bandung, Indonesia
pengelolanya Umum
Kikio Nugraha (+62081802244010)
Situs Web
http://www.purevolume.com/AloneAtLastOff ...
Hubungan Media
lonelyend.management @ gmail.com
(courtesy: AloneAtLast & andidika blog)