Mengenal Teknik Arpeggio / Sweep Pada Gitar

Kali ini saya akan memberikan penjelasan sedikit deskripsi tentang teknik arpeggio/sweeping pada gitar, silakan dicoba bro, teknik ini memang teknik tinggi pada gitar, dan sangat sulit dipelajari, karena kita harus sering-sering melakukan latihan. Mungkin kalian ada yang belum tahu apa itu arpeggio. Arpeggio adalah notasi sempurna dari sebuah chord yang dipetik secara bergantian, sebenarnya bukan hal yang rumit,
karena jika kamu mainkan pada sebuah gitar akustik kemudian kamu mainkan chord sempurna atau banyak orang selalu dan biasa menyebutnya dengan kata chord balok atau not balok. Kemudian kamu strum ato petik, maka hal itu sama dengan arpeggio pada gitar listrik sendiri apalagi pada musik neoklasikal banyak menerapkan arpeggio, karena mereka memang banyak mengambil dari notasi pada biola, seperti contohnya yngwie malmsteen, jason becker, impelliteri, dkk


|———————–7(turun)–12(naik)p7——————|
|——————–8(turun)—————-8(naik)—————|
|—————–9(turun)———————-9(naik)———–
|————–9(turun)—————————-9(naik)———
|7(turun)–10(naik)————————————10(naik)–7(turun)–|
|——————————————————————


Tulisan naik-turun dalam kurung adalah contoh dari pergerakan pick. Ini salah satu contoh arpeggio dari not e minor dan ternyata not dari arpeggio e minor tersebut sama dengan chord e minor, dimana arpeggio ini cara memetiknya dilakukan dengan gerakan sapuan (sweep), kecuali jika ada 2 not dalam satu senar maka memetiknya tetap dengan cara alternate yaitu naik-turun, dalam memetik arpeggio ini sebaiknya dilakukan perlahan dulu, dan yang paling penting adalah not satu dengan yang lainnya harganya harus sama, jangan not satu lebih cepat kemudian not lainnya lebih lambat.

Sweeping adalah bagian dari arpeggio, biasanya yang dipetik adalah 3 senar bawah dari arpeggio.
Baca selengkapnya

Teori gitar scale dan chord dasar



Teori gitar scale dan chord dasar . Pengertian Scales
Kalau diterjemahkan ke bahasa Indonesia maka ’scales’ akan menjadi ’skala’, tetapi saya kurang ’enak’ memakai istilah ’skala’, karena kita cenderung untuk mengasosiasikan dengan pengertian yang berbeda. Ok, apa itu Scales?
Scales adalah kumpulan dari beberapa nada yang dipolakan dalam kombinasi wholetones dan semitones
Dari pengertian di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa scales itu sifatnya teratur, baku dan tidak berubah-ubah. Satu oktaf terdiri dari 12 nada, jika dimainkan disebut chromatic scale. Dalam musik ada beberapa jenis scales yang dipakai..
kita mulai bahas dari yang pertama:


Major Scales
Major scales mempunyai pola: wholetone-wholetone-semitone-wholetone-wholetone-wholetone-semitone atau 1-1-1/2-1-1-1-1/2. Misalnya, major scale dalam C adalah C-D-E-F-G-A-B-C. Bagaimana bisa mendapatkan huruf-huruf (baca: not-not) itu. Berdasarkan penjelasan tentang tuts dan jarak masing-masing tuts, maka kita akan hitung mulai dari C (karena didalam C major scale). Dari C naik wholetone didapatkan D, dari D naik wholetone didapatkan E, dari E naik semitone didapatkan F, dari F naik wholetone didapatkan G, dari G naik wholetone didapatkan A, dari A naik wholetone didapatkan B, dari B naik semitone didapatkan C’.


Minor Scale
Setiap major scale punya sebuah relative minor. Relative minor dari C major adalah A minor. A adalah nada ke-6 dari C major scale, maka dalam relative minor scale selalu dimulai dari nada ke-6 dari Major scalenya.
Minor scales mempunyai tiga macam varian, yaitu:

1. Natural Minor, dimulai dengan nada ke-6 atau A, menjadi A-B-C-D-E-F-G-A. Scale intervalnya (menggunakan # dan b): 1-2-b3-4-5-#5-b7-1′. Scale ini cukup umum dan sering dipakai untuk lagu-lagu pop, rock, country.

2.Harmonic Minor, sama dengan natural minor, hanya nada ke-7 dinaikkan semitone menjadi A-B-C-D-E-F-G#-A. Scale intervalnya: 1-2-b3-4-5-b6-7-1′. Scale ini biasanya digunakan pada lagu-lagu latin, jazz dan tradisiona

3. Melodic Minor, sama dengan natural minor, hanya nada ke-6 dan ke-7 dinaikkan semitone menjadi A-B-C-D-E-F#-G#-A dan dinaturalkan menjadi A-G-F-E-D-C-B-A ketika kembali dari atas ke ke bawah. Scale interval ketika naik: 1-2-b3-4-5-6-7-1′, ketika turun: 1-b7-b6-5-4-b3-2-1



Pentatonic Scale
1. Major Pentatonic Scale, scale yang mengandung lima not yang sama dengan major scale. Nada ke-4 dan ke-7 dihapus dan menjadi C-D-E-G-A-C. Scale intervalnya: 1-2-3-5-6-1′

2. Minor Pentatonic Scale, scale yang mengandung lima not yang sama dengan natural minor scale, tapi nada ke-2 dan ke-6 dihapus menjadi A-C-D-E-G-A. Scalenya intervalnya: 1-b3-4-5-b7-1′
Kedua scale ini sering dipakai dalam lagu-lagu pop, kanton, jazz, dll.

Blues Scale
Scale yang mengandung enam nada yang sama dengan minor pentatonic scale, tapi ditambahkan dengan # dari nada ke-3 dalam A blues scale atau nada ke-4 dalam A major scale (yaitu nada D) menjadi A-C-D-#D-E-G-A. Scale intervalnya: 1-b3-4-b5-5-b7-1′.

selamat berpikir... (kata mas jin kura2) ha ha

Hampir semua penjelasan (dari mas jin kura2) didasarkan pada C major scale. Pertanyaannya, “Apakah dapat diaplikasikan ke not yang lain”? Tentu saja bisa dan dijamin tidak fals, asal mengikuti aturan yang benar.
Tabel berikut adalah C Major Scale yang diperpanjang lebih dari satu oktav, menjadi:
C
D
E
F
G
A
B
C’
D’
E’
F’
G’
A’
B’
1
2
3
4
5
6
7
1′
2′
3′
4′
5′
6′
7′






























Untuk G = G-A-B-C-D-E-F#
1-2-3-4-5-6-7
UNTUK chord G major bisa jadi = 1-3-5 = Gmajor
untuk bentuk seperti G7, Gminor bisa dilihat dari tabel diatas, untuk chord lainnya bisa juga menggunakan rumus tabel diatas.. Demikian sebuah artikel tentang Teori gitar scale dan chord dasar (dari om jin kura2 tentunya) Semoga membantu.. dan terima kasih sepenuhnya untuk om jinkura2... :)



by jinkura2

Baca selengkapnya

Endank Soekamti : Pejantan tambun dari Jogja!

Berawal dari keisengan & banci tampil, Erix mengajak Ari & Dori untuk memikat lawan jenis dengan nge-jam di sebuah event di malam pergantian tahun. Aplaus segelintir orang yang memadati Java Café Yogya menggema setiap lagu selesai dimainkan.
Setelah itu...
mereka mulai latihan di studio untuk persiapan mengikuti beberapa acara lokal. Anehnya mereka tidak pernah lolos seleksi & berakhir sebagai penggembira. Merasa dendam & tak puas sebagai penonton, mereka merubah strategi dengan membuat 2 lagu demo, setelah itu melakukan pendekatan ke radio-radio. Alhasil 2 lagu mereka sukses diputar di radio-radio & berbuah album kompilasi. Berkat lagu yang tiap pagi siang & malam mereka request sendiri di radio sebagai pancingan, Yogyakarta pun pelan-pelan mulai mengenal Endank Soekamti sampai akhirnya tiba juga banyak orang suka & me-request lagu mereka.. Boomm!!! 6 bulan menjadi top request. Endank Soekamti meroket di kota sendiri. Mulai dari situ tawaran manggung tidak pernah sepi… Bahkan hampir semua event lokal di kampus-kampus menampilkan mereka sebagai bintang tamu.





















Belum puas dengan botol sebagai bayaran, mereka memutuskan untuk berjuang menuju industri musik nasional. Di akhir tahun 2002 mereka mencoba membuat demo secara digital recording di rumah sendiri untuk dikirim ke label-label besar di Jakarta. Karena bosan menunggu tanggapan dari Jakarta, Erix-Dory-Ari melakukan diskusi dengan senior-senior musisi di Yogya, di situlah Pongky Jikustik dan Tony traX terinspirasi untuk membuat sebuah label & merekrut Endank Soekamti sebagai artisnya.























____________________________
ARTIST DETAILS
Nama: ENDANK SOEKAMTI
Tanggal/Tahun Berdiri : 1 Januari 2001
Genre: Punk Rock
Personnel:
1. Erix Soekamti (bas, vokal)
2. Dory Soekamti (gitar, vokal)
3. Arie Soekamti (drum)
CONTACT
Contact Person : Mr. Ulog
Ponsel/Telp.: 0818468932
E-mail: endanksoekamti@yahoo.com
Website/MySpace/Friendster: www.soekamti.com
Address:jln P. Puger no. 19b Pugeran, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta
DISKOGRAFI
2001 Geronimo (kompilasi Radio Geronimo)
2003 Kelas satu (Proton Records)
2005 Pejantan tambun (Warner Music Indonesia)
2007 Zzzttt!!! (Warner Music Indonesia)
2008 Soekamti.com  (Nagaswara)
2012 Angka 8 (Euforia Records)

ADDITIONAL INFOS
Influenced by: Blink 182, Green Day, MxPx & band-band rock Indonesia
__________________________


(courtesy : musikator & Soekamti.com)
Baca selengkapnya

About Finch

Finch.... sebuah band rock asal Amerika dari Temecula, California. Setelah menyatakan sebuah album berjudul "hiatus" pada tahun 2006, mereka direformasi pada tahun 2007, pada saat itu memainkan acara reuni pada tanggal 23 November di Rumah Kaca di Pomona, California.






Saat ini, band ini telah merilis dua EP (Falling Into Place, Finch), dan dua full-length album, What It Is to Burn dan Say Hello to Sunshine. Mereka sekarang dalam proses menulis dan merekam demo album ketiga mereka, dengan track seperti "Christine", "Hail to the Fire", "Lip Readers" dan "Starshit Enterprises."


Sejarah awal

Finch dimulai pada akhir 1990-an, awalnya di bawah nama Numb. Hal ini berpikir bahwa Numb Deftones adalah band penutup, meskipun Finch sejak membantah klaim ini, mengacu pada desas-desus sebagai "salah mengutip yang menghantui kami selama bertahun-tahun." segera menambahkan gitaris band Randy "R2K" Strohmeyer lineup mereka sebagai band ini masuk ke Drive-Thru Records. Kelompok kemudian secara resmi berganti nama menjadi Finch dan merilis EP pertama "Falling into Place" pada tahun 2001. EP terjual lebih dari 6.000 eksemplar dalam waktu beberapa bulan dari rilis.


What It Is to Burn (2002)

Setelah merilis Falling Into Place pada tahun 2001, Finch bekerja sama dengan produser Mark Trombino dan teman Jascha G. untuk merilis debut album, What It Is to Burn. Album ini melahirkan tiga single, judul lagu "What It Is to Burn", "Letters to You" dan "New Beginnings" serta pemujaan favorit "Post Script" yang juga termasuk dalam angsuran pertama dari Atticus: ...Dragging the Lake sampler. Album menerima tinjauan yang beragam dari para kritikus, namun secara umum diterima dengan baik. Setelah berkeliling ke beberapa bagian dunia, band kembali ke studio, menulis dan merekam materi baru untuk album kedua mereka.

Say Hello to Sunshine (2005)

Selama rekaman waktu band ini sebagian besar jatuh dari mata publik, dan band yang dihadapi beberapa perubahan untuk rekaman album kedua mereka, Say Hello to Sunshine. Grup yang juga mengalami perubahan besar pertama dengan pergi melalui tiga rekaman yang berbeda, Drive-Thru Records dan MCA Records, yang kemudian dibeli oleh Geffen Records sebelum rilis. Pendiri anggota band drummer Alex Pappas keluar dari band karena perbedaan musik, ia digantikan oleh Marc Allen. Pappas bentuk kemudian Redgun Radar. Band ini mengambil waktu mereka merekam album dan lagu sering dihapus untuk merekam baru. Finch akhirnya merilis Say Hello to Sunshine pada 7 Juni 2005. Single pertama dari album ini "Bitemarks dan Bloodstain" dan lagu itu menjadi pertama yang ditulis untuk album ini. Dalam sebuah wawancara Nate Barcalow menyatakan bahwa "Bitemarks membuat transisi antara yang lama dan suara yang baru."

Setelah merilis Say Hello to Sunshine, beberapa fans dibiarkan kecewa dengan perubahan musik tajam dalam album baru. Namun, keberangkatan dari "What It Is to Burn" dipuji oleh banyak orang, sebagai band yang lebih otentik memperkenalkan post-hardcore gaya musik mereka.


Selama istirahat, para anggota Finch masih tetap aktif. Marc Allen bergabung dengan sebuah band dengan saudaranya, Adam, yang disebut Helen Earth Band. Randy Strohmeyer memulai sebuah proyek sampingan bernama Gazillionaire, dan juga dikelola berbagai band indie rock. Mantan drummer, Alex Pappas, bermain drum di Redgun Radar sampai mereka bubar pada 2007, kemudian bermain drum untuk The Guana Batz. Nate Barcalow memulai sebuah proyek sampingan bernama Cosmonaut, Alex Linares melanjutkan pendidikan dan Derek Doherty terlibat dalam industri real estate.


Reformation (2007)

Pada Agustus 2007, Finch mengumumkan bahwa mereka tertarik dalam membuat Finch live DVD dengan cuplikan dan video musik. Mereka meminta para penggemar untuk memberi mereka rekaman yang mereka miliki. Belakangan tahun itu, pada 25 Oktober, gitaris Randy Strohmeyer posting blog di Finch's MySpace mengatakan:

Finch IS BACK! IT'S TRUE!! Aku tidak bisa lebih bersemangat untuk mengkonfirmasi berita. Kami sedang bermain sehari setelah Thanksgiving November 23. Silakan menantikan untuk rincian lebih lanjut. Aku mencintai kalian semua. Aku sangat bahagia!! Terima kasih untuk membaca, Silakan silakan datang! - R2K

Linares gitaris Alex juga meyakinkan para penggemar melalui interaksi pribadi bahwa "kita pasti akan menjadi "Finch" selama lebih dari satu malam ... janji!" Telah dipelajari melalui komentar yang dibuat oleh anggota asli yang tersisa dari Marc Allen Finch yang berjalan terus dan mereka akan "terus truckin 'tanpa dia."

Band ini sekarang memiliki tempat di situs web Modlife, di mana pengguna dapat berinteraksi dengan band melalui video feed, membaca blog, menonton video, dan banyak lagi. Melalui Modlife, materi baru band ini selalu update untuk penggemarnya.



Finch (EP) dan album baru (2008-sekarang)

Pada awal 2008 Finch memulai tur reuni mereka. Selama tur ini, band ini memainkan lagu baru berjudul "Chinese Organ Thieves" dan mengumumkan kepada peserta bahwa lagu baru akan ditampilkan pada album baru mereka nanti karena tahun itu. Dalam tur lebih lanjut, seperti Give It A Name festival, dan The Bamboozle dengan beberapa judul tanggal sekitar "Give It A Name" dengan "Armor for Sleep" dan "Envy on the Coast", Finch memainkan lagu-lagu baru "Daylight" dan "Grizzong" (From Hell berikut yang termasuk EP). Diri EP berjudul dirilis secara digital pada 22 Juli dan kemudian ke Hot Topic stores pada 1 Agustus 2008.

Sejak Oktober 2008, band ini telah menulis lagu baru mereka untuk yang akan datang, saat ini album ketiga tanpa judul(Untitled). Proses perekaman telah dikonfirmasi, namun tidak ada rilis tanggal atau tanggal selesainya. Sejak Maret 2009, Finch di studio untuk merilis album sebelum akhir tahun. Menurut Twitter posting album baru bahkan lebih gelap dari Say Hello To Sunshine dan tidak akan seperti "What It Is To Burn Bagian 2". Mereka sekarang dalam proses demoing beberapa lagu untuk usaha studio ketiga mereka, dengan nama-nama lagu seperti "Bad News Bears", "Surph's Up", "Christine II", "MasterBlaster" dan "Fastimes di Shitmont hi-fi", "What's Up Dengan William Rupp Getting Fucked Up Dengan Billy Crudup?". pada bulan Mei 30, 2009, Finch posting demo lagu mereka "Hail to the Fire" pada halaman Myspace mereka.

Pada bulan Juni 2009, band ini meluncurkan situs baru mereka dengan 2008 mereka berjudul EP self-titled untuk download gratis dalam beberapa format. Dengan pembukaan situs baru, "Live in Tokyo" akan dirilis untuk di-download.

Mereka memainkan lagu baru "Souls For Sale" live. Pada 23 Juni, mereka mengumumkan bahwa 2 demo baru berjudul "Beverly Chillbillies" dan "Glitter". Pada 25 Juni mereka memainkan 3 lagu baru lain di Glass House di Pomona.

Mereka judul yang Atticus Tour 2009, dengan Co Headliners blessthefall, bersama dengan band-band Vanna, Of Mice & Men (band), Drop Dead, Gorgeous, dan Lets Get It


Members

* Nate Barcalow: lead vocals (1999–present)
* Randy "R2K" Strohmeyer: guitar, backing vocals (1999–present)
* Alex "Grizz" Linares: guitar, backing vocals (1999–present)
* Drew Marcogliese: drums, percussion (2007–present)
* Daniel Wonacott: bass guitar, backing vocals (2007–present)


Former

* Alex Pappas: drums, percussion (1999–2004)
* Derek Doherty: bass guitar, vocals (1999–2006)
* Marc Allen: drums, percussion, backing vocals (2004–2006)



Non-album tracks and other songs

* "A Song For You" ("Ender" Demo)
* "Apologetic Theory"/"Mr. Kendell"
* "Bury Me"
* "Song 3"
* "Frail"
* "Once Upon My Nightstand"
* "Worms Of The Earth" (Underworld Soundtrack)
* "Gak 2" (Say Hello to Sunshine UK Bonus Track)
* "Spanish Fly" (Say Hello to Sunshine Japan Bonus Track)


Cover songs


* "Mad World" (Tears for Fears Cover)
* "Dumb" (Nirvana Cover)
* "Stars" (Hum Cover)
* "With or Without You" (U2 Cover)
* "Say It Ain't So" (Weezer Cover)
* "Butterfly" (Weezer Cover)
* "When the Lights Go Out" (Dead Bands Party: A Tribute to Oingo Boingo)
* "The Gentle Art of Making Enemies" (Faith No More Cover)
* "Stuck On You" (Failure Cover)
* "Where Is My Mind?" (Pixies cover)
* "Karma Police" (Radiohead cover)
* "Bury White" (Far cover)
* "Condemnation" (Depeche Mode cover) (Acoustic)
* "Season of the Witch" (Donovan cover) (Acoustic)


(wikipedia ensiklopedia)


Baca selengkapnya

Seputar Indonesian Idol : "Dion Senang Dapat Lagu Selingkuh Pertama di Indonesia"

JAKARTA - Di pergelaran Indonesian Idol 2012 minggu kemarin (Jum'at, 25 mei 2012) Dion menyanyikan lagu "Aku Cinta Kau dan Dia" yang dipopulerkan Ahmad Band.
Dion menyebutnya sebagai lagu selingkuhan pertama kali di Indonesia. Dia mengaku senang..
  mendapat kepercayaan membawakan lagu hasil pilihan Ahmad Dhani itu.

"Lagu yang aku nyanyikan itu sebagai lagu pertama perselingkuhan di Indonesia. Judul lagunya 'Aku cinta kau dan dia' itu lagu selingkuhan pertama di Indonesia. Karena lagu selingkuhan selanjutnya baru ada, seperti lagunya Sheila On 7, 'Sephia," kata Dion yang ditemui di studio RCM di kawasan Pondok Indah, belum lama ini.

Saat itu Dion senangnya dua kali karena juga mendapatkan hadiah istimewa dari Dhani berupa CD album The Swinger yang tak lain album Ahmad Dhani di musik swing.

"Lagi nungguin giliran latihan, duduk di pojokan gitu, pas dia liat aku nanya. 'Dion, kamu sudah punya album ku yang swing belum?' Aku bilang,'Belum mas.' Dia langsung panggil asistennya buat ambilin CD itu. Ya sudah dikasih The Swinger, mantap. Tapi sebelum latihan minta tanda tangan dia dulu," tutur dia.

Selain lagu itu Dion juga bawakan lagu lainnya berjudul "Rahasia Perempuan" yang dipopulerkan Ari Lasso.
(tre/okzne)
Baca selengkapnya

Si Seksi Kim Pesaing Baru Vicky Shu

JAKARTA - Tampilan Kimmi (Kim) bisa "menghantui" pikiran para pria yang melihatnya. Bodi dan kemampuan vokalnya cukup memiliki alasan bisa “menjual” di industri musik dengan konsep seksi dengan fesyen yang memikat.
Lihat saja video klip Kim yang berjudul “Love Me”..
  mengingatkan kita pada grup idola dari Korea Selatan atau biasa disebut K-Pop yang menampilkan tubuh dan wajah “sempurna”.

Wajar juga jika banyak yang menjadikan Kim inspirasi sebagai sosok yang cantik dan enerjik. Kim mengaku, dia telah memiliki penggemar cukup banyak, apalagi di Twitter.

“Sebutan fansku Kimmimewa dan biasa mereka manggil aku itu princess Kimmi atau miss Limit karena kalau on twitter langsung kan tuh diserbu mentions. Nah, pas balesin satu hari bisa sampe 7x limit.Hehehe,” tuturnya saat ditemui di Jakarta belum lama ini.

Kim juga merasa senang dijuluki artis yang paling ramah oleh para Kimmimewa.“Arti Kimmimewa sendiri, Kimmi itu istimewa untuk para fansnya dan begitupun sebaliknya fans itu sangat istimewa utk Kimmi,” ungkapnya.

Kim menelurkan album mini bertajuk Kimmi & D’Guardians yang terdapat lima lagu di dalamnya. Beberapa musisi yang membantu membuat lagu-lagunya adalah Bemby Noor, Opik Manaf, Rama Manaf, Irwan Simanjuntak, Risna Ories, dan Tyo Adrian.

Saat disinggung musikalitasnya mirip dengan Vicky Shu, Kim menjawab dengan santai.
“Kita punya konsep yang beda pastinya. Vicky punya penggemar yang banyak, begitu juga aku. Kita bersaing sehat saja,” ujarnya. (tre/okzne)
Baca selengkapnya

Alone At Last : "Yang akan menentukan culture Musik EMO itu sendiri adalah media massa"

Emotion yang berarti emosi adalah sebuah bentuk pengungkapan jiwa. Bermain musik dapat dikatakan sebuah pengungkapan jiwa dari karakter yang memainkannya. Seiring perkembangan jaman menghadirkan sebuah bentuk perpaduan dari aliran musik dan menciptakan sesuatu aliran atau trend bermain musik yang baru dan dikatakan oleh media sebagai Musik EMO...
Diartikan dari akronim Emotional. Sebagian orang mengatakan Musik EMO sebagai perpaduan dari permainan musik Hardcore dan Punk. Penamaan Musik EMO sendiri diberikan oleh kalangan media dan bisa jadi musik EMO sedang trend2nya saat ini.
Ketika itu emotional-pun datang untuk mencari tahu karakter musik EMO itu seperti apa ? Pada kesempatan ini Alone at last sebuah band dari Bandung yang lagi hangat-hangatnya dikalangan pemusik EMO akan menjelaskan keberadaan Musik EMO itu.



Guruh : Sejarah Alone at last ? Dari komunitas atau teman main ?
Alone at last : Awalnya dari menghidupkan sebuah Band bernama Halte yang hingga sekarang Halte-pun gak jelas. Bahe (gitaris) yang gak bisa diam untuk terus bermain band. Iseng - iseng mencoba membuat Band baru dengan mengajak teman-teman lama dan membawakan lagu-lagu Band lain pada awalnya.

 


Guruh : Resmi terbentuk ?

Alone at last : Kita gak tahu kapan resminya yang pasti ketika acara Free at last. Itu adalah manggung pertama kalinya Alone at last pada Tahun 2003.
Guruh : Mengapa dan dari segi mana Alone at last memainkan musik EMO ? Apakah memainkan musik EMO menjadi kepuasan ? Atau sekedar trend bermain musik saat ini ?






Alone at last : Sebenarnya dari semua personil tidak ada yang terlalu berbasic pada EMO banget. Yang ada mungkin terbentuk dari influence2 dari tiap personil yang akhirnya membentuk karakter Alone at last itu sendiri. Mungkin kita lebih tertarik untuk dikatakan Post Hardcore dibandingkan EMO dari segi influence.

Guruh : Apakah kalian tidak takut pada akhirnya musik EMO yang kalian mainkan akan menjadi sebuah musik yang bisa dikatakan sebagai musik trend musiman pada saat ini saja ?

Alone at last : Kita akan tetap buktikan jika pada waktunya EMO sudah tidak musim, kita akan tetap exist dan bertahan bermain di musik kita yang dikatakan orang maupun media massa Musik EMO.




Guruh : Jika sewaktu-waktu ada tawaran dari Major label ?
Alone at last : Sudah pernah itu pada akhir Tahun 2003. Ceritanya dipanggil pada salah satu Major dan ternyata Perusahaan yang menawarkannya itu merupakan anak perusahaannya lagi dari Major yang besarnya. Dan kita berpikir jika kita masuk maka akan menjadi band yang "ke-nomer berapanya". Pada pertengahan jalannya ketika kita sedang semangat2nya membuat lagu baru lagi permintaan Major tersebut terjadi something wrong. Akhirnya kami tidak jadi. Dari situnya kita lebih termotivasi lagi ya udahlah lebih baik nggarap sendiri aja.



Guruh : Ketika Culture EMO pada waktunya tidak ramai lagi ?
Alone at last : Meskipun pada kelak sewaktu harinya nih yah... Yang akan menentukan culture Musik EMO itu sendiri adalah media massa yang ng-gedein. Fenomena musik EMO itu sendiri mau dibawa kemana oleh media massa ini... mau dijadiin trend ? atau hanya menjadi sebuah bahan pemberitaan ? Kita hanya sebagai media informasi media ke masyarakat. Jadi semuanya ter-eksploitasi oleh media dalam artian media yang menghidupkan dan media pula yang akan menjatuhkan. Ada media yang hanya mencari keuntungan saja atau benar2 mendukung band2 yang belum memiliki nama.

Guruh : Mengapa pengen ke Major ?
Alone at last : Gak bisa dipungkiri, major dalam segi manajemen lebih bagus. Banyak label indie yang masih dipertanyakan ? mana royalti kami ? Banyak bermasalah. Kalau diperhatikan hanya ada satu-dua Indie label yang bagus.

Guruh : Kan telah banyak juga Indie2 label yang mempunyai manajemen yang bagus dan jalur disribusi sampai nusantara ?
Alone at last : Saat ini kita di indie tetapi kita percayakan distribusi oleh satu perusahaan yang mungkin tidak disebut indie lagi kelasnya.

Guruh : Promo untuk Event yang diberikan oleh Labelnya ?
Alone at last : Kita tidak dapat promo untuk event, itu kita cari sendiri. Intinya kita lebih memilih perasaan kekeluargaan dan kita tahu diri karena label kita sudah mau melakukan dan menanggung semuanya proses hingga keluarnya album kita, selain itu banyak pembelajaran yang kita dapatkan menjadi tahu, dari rekaman, produksi hingga ke release album.

Guruh : Kenapa untuk distribusi tertarik pada perusahaan tersebut ? Apa karena ada faktor kedekatan ?
Alone at last : Sebenarnya dibilang kenal sebelumnya iya, tetapi kita memantau melihat sendiri jalur distribusinya.



Guruh : Misalkan pada waktunya Alone at last telah memiliki fans dan ada tawaran lagi dari Major. Apakah tidak takut kehilangan fans yang idealismenya pada pergerakan indie ? Lebih menguntungkan memilih fans atau major itu sendiri ?


Alone at last : Lebih menguntungkan memilih fans itu sendiri. Jikapun menerima major, pada waktunya jika kita telah sukses kepinginnya punya label sendiri. Kita pengen buktikan dari indie itu bisa berdiri sendiri.

Sesuatu yang baru membuat orang merasa ingin mengetahui dan mendengarkan seperti apa Musik EMO itu ? Iya tentu saja ada baiknya kita mencari tahu untuk mendengarkannya... oh itu yang dikatakan musik EMO, setidaknya akan menambah wawasan kita.



  
Aliran
Emo / Rock / Hardcore
Anggota
Yas (Vocal) - @ yasbudaya
Ubey (Bass) - @ beyzky
Ucay (Gitar) - @ kutubusuk19
Athink (Drum) - @ Athink_GO
Indra Papap (Gitar) - @ indra_papski
 
Kota Asal
Bandung, Indonesia
anak pajak tangguhan Rekaman
unsigned

Biografi
Pada tahun 2003 Sendirian Pada * terakhir mulai careervappearing mereka di berbagai (indie) acara musik di Bandung, Indonesia. Dalam waktu kurang dari satu tahun band ini berhasil memenangkan perhatian para pecinta musik rock dengan hits single mereka: "Amarah Senyum Dan Airmata" di Bandung, Jakarta dan kota lainnya di Pulau Jawa, Indonesia. Popularitas mereka terus memperluas dan lingkaran mereka penggemar sekarang mencapai di seluruh Indonesia termasuk Bali, Medan (Sumartra), Banjarmasin (Kalimantan), Makassar (Sulewesi) dan daerah lainnya termasuk Kuala Lumpur (Malaysia) dan Singapura. Setelah sukses seperti 2 merek pakaian internasional, Atticus dan Macbeth, haven "t punya keraguan tentang meminta Sendirian Pada * terakhir untuk menjadi promotor utama dari produk mereka di Indonesia.

Mereka telah merilis 2 album dengan Rekor Absolut, Sendiri vs Dunia - EP (2004) dan Jiwa (2008). Sendirian Pada * terakhir memiliki kelompok inti kipas terkonsentrasi di ibukota yang serba cepat, musik kosmopolitan Indonesia, Bandung dan di kota-kota lain dari Jakarta, Surabaya, Jogja, Bali, Semarang, dan Makasar. Jaringan ini didukung oleh dan mudah diakses untuk manajemen jaringan mereka, "Stand Alone Crew".

Diskografi:
1. Sendiri VS Dunia - E.P [2004 / Arsip Absolute]
2. Jiwa [2008 / Arsip Absolute]
3. Takkan terhenti Disini [2010 / Lajang]
Lokasi Tenggaraharja Komisaris
Bandung, Indonesia
pengelolanya Umum
Kikio Nugraha (+62081802244010)
Situs Web
http://www.purevolume.com/AloneAtLastOff ...
Hubungan Media
lonelyend.management @ gmail.com


(courtesy: AloneAtLast & andidika blog)
Baca selengkapnya

Seliar Kuda Balap.. "indo rock" Royal Ego!

Royal Ego menambah panjang deretan grup band yang diisi para personel grup-grup band yang sudah lebih dulu terkenal.
Grup band yang membuat singel baru berjudul 'Senandung' ini beranggotakan Ernest Syarif yang sebelumnya lebih dikenal sebagai gitaris band Cokelat, lalu..
ada Eno Gitara (dramer Netral), Gilbert Joshua (pemain bas Saint Loco) serta Hendra ‘Jawa” Bagya, vokalis band indie New Market yang dikenal sangat berkarakter Brit Pop. Apakah mereka cabut dari band masing-masing? Tidak. Royal Ego, tepatnya, hanya merupakan  “kendaraan baru” untuk meyalurkan kreativitas mereka. Bukan berarti band lamanya tidak berfungsi lagi. Disini mereka hanya ingin merasakan kemewahan lain.

Di tengah ingar bingarnya musik bergenre pop melayu yang membanjiri pasar musik Indonesia saat ini, ternyata tidak mengurungkan niat kuartet rocker baru bernama Royal Ego untuk membusungkan dada membawakan konsep musik yang mereka sebut perpaduan alternatif dengan British Pop Rock. Mereka akan mengusung nama genre baru yang sebelumnya pernah ada. "Aliran, kita menyebutnya sih Indo rock. Kalau 'Royal Ego' sendiri mempunyai makna sebuah metafora kuda balap yang namanya Royal Ego. Kedepannya sih kita berharap band in
i bisa seliar kuda itu,"kata Hendra ditemui disela-sela pembuatan video klip 'Senandung' di studio d'loop, Jl Gaharu II/18, Cipete, Jakarta Selatan, Senin (29/3).

Dengan nantinya merilis album, Royal ego berharap mempunyai target kedepannya untuk menambah warna musik di tanah air tidak dengan aliran musik yang itu-itu saja.

"Targetnya kita coba menawarkan sesuatu yang baru di dunia musik Indonesia. Kita juga mau bikin pintar penikmat musik Indonesia,"pungkas Ernest. 

Royal Ego bermula dari obrolan lama Ernest dan Eno di tahun 2002, saat Eno membantu Cokelat dalam sebuah tur selama sebulan. “Dari situ saya dan Eno berniat untuk membuat side project,” tukas Ernest. Namun karena kesibukan masing-masing, Eno dan Ernest baru “ketemu” lagi tiga tahun kemudian. Ide lama itu lantas langsung dimatangkan dengan tambahan Gilbert dan Hendra. Setelah perjalanan panjang, akhirnya pada 2009 lalu, Royal Ego resmi melakukan proses rekaman selama sebulan dengan materi yang telah dibuat selama kurun waktu 2006-2009. Sebelumnya, Royal Ego sudah beberapa kali menjajal panggung di beberapa pentas kampus di Jakarta. Tentang konsep musiknya sendiri, Ernest menyebutnya sebagai paduan dari latar belakang musikal para personelnya. Ernest, Eno dan Gilbert cenderung ke pola sound roc ala Amerika, sementara warna vokal Hendra sangat kental dengan aksen British Pop.


- Hendra "Jawa" loves ketchup, always make him happy -


- Ernest is a cover boy -


- Gilbert loves sensitive touch, really makes him turn on -


- Eno loves being sprayed by a.. mmmm.. by a.. mmm.. spray machine? -



(pict: mbeahmad)
courtesy: gitarplus-indonesiaselebriti

Baca selengkapnya

Edwin Cokelat, Marcell Siahaan, & Che Cupumanik bersatu menjadi "Konspirasi"!

Konspirasi pada awalnya adalah persekongkolan antara dua musisi dengan vaksin grunge di kepala mereka pada medio Oktober 2008, dan penyebab tertinggi dari serangkaian peristiwa pertemuan mereka digagas oleh 2 orang konspirator bernama Edwin Syarif dan Marcell Siahaan...
Seperti sebuah teori konspirasi, mereka memperdaya publik, karena selama ini mereka tak pernah dikenal dengan wujud kotor musisi grunge di wilayah musik nasional. Perencanaan diam-diam kongkalikong mereka tentu saja tak akan menjadi sempurna dan ampuh tanpa didukung oleh tokoh lain yang nyata dan memiliki reputasi. Dan para Konspirator baru yang akan mereka rekrut diharapkan bisa menjadi amunisi bagi lahirnya peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah musik Konspirasi .
Rancangan rahasia Edwin dan Marcell semakin mendekati tujuan, dengan tokoh bernama Denny Hidayat yang mereka temukan, Denny Hidayat adalah adik kandung dari seorang aktor film nasional Almarhum Rian Hidayat yang juga seorang mantan bassist band Perfect Minors yang dimasa lalunya meng-cover Stone Temple Pilots, dan Denny lebih dikenal sebagai seorang DJ saat ini. Lalu dibutuhkan lagi sosok untuk mencapai tujuan, yaitu Vokalis yang bisa memperdaya logika publik, membuat polemik agar rahasia band ini tetap samar sehingga kebenaran tujuan band ini masih akan menjadi teka-teki. Dia adalah Candra Hendrawan Johan a.k.a Che. Edwin mengungkapkan alasan di balik keinginan-nya memilih Che: “Dalam obrolan bersama Marcell, gue ngajuin Che vokalis band Cupumanik sebagai vokalis Konspirasi, gue memang butuh vokalis grunge yang karakternya keras dan punya attitude yang sangat idealis dan Marcell setuju, Marcell membenarkan opini Edwin: “ya, setelah merekrut Denny, Lalu terakhir di ajaklah Che, vokalis group band Grunge Indonesia Cupumanik”.
Empat konspirator yang akhirnya berkumpul ini mengakui tak pernah menyangka bisa dipersatukan. Seperti dalam teori konspirasi, semua hal bisa terjadi apabila kebenaran bisa diverifikasi, tokoh-tokohnya nyata dalam sejarah bukan mitos. Apapun yang terjadi, pertemuan mereka sudah dirancang sedemikian rupa dan merupakan rangkaian kegiatan musikal yang disusun secara detail, prosesnya bergulir secara normal dan tanpa ragu mereka ada dalam keberpihakan, mereka memihak sekaligus memilih kekotoran musik grunge sebagai pondasi musikal mereka. Inilah penjelasan dan ungkapan dari Edwin Syarif yang di kenal sebagai Gitaris Band alternative Cokelat : “KONSPIRASI Berawal dari keinginan gue untuk kembali membuat musik yang keras dengan meminimkan rem kemapanan. Akhirnya gue kembali melirik musik grunge, gue mulai berfikir untuk membuat side project band dengan orang-orang yang sudah berpengalaman, yang memang punya referensi musik grunge”. Sementara di tempat terpisah, Marcell yang lebih di kenal sebagai penyanyi solois soulful-pop dan mantan drummer band Hardcore pionir Puppen yang juga ex-drummer fusion metal The Experimental Jetset, mengungkapkan: “Motif membangun band grunge sebenarnya berangkat dari keinginan Edwin, dengan tujuan awal ingin membuat sebuah project band rock yang unik, yang berbeda dengan band-band yang mengaku rock saat ini. Kesamaan visi dan referensi mengantarkan gue dan Edwin untuk membuat sebuah band beraliran Post-Grunge. Kesamaan visi ini salah satunya dikarenakan kami sama-sama terinspirasi oleh Soundgarden, Alice in Chains, Stone Temple Pilots dan Pearl Jam”.


















edwin in action.. 










denny in action..

















marcell siahaan "grunge"..


















Che in action..


Pertemuan mereka terjadi sekitar bulan Februari 2009 di sebuah studio kawasan Dharmawangsa Jakarta. Bertemu langsung hajar latihan. Edwin menjelaskan: “Gue dan Marcell mulai memilih lagu-lagu grunge yang akan dijadikan materi sebelum latihan, lagu-lagu grunge yang bukan komersil/ga nge-hits yang kami pilih. Lagu Theme bones dan Would-nya Alice in Chains, Outshine dan Rusty cage-nya Soundgarden dan Pruno atau Down Stone temple pilots dipilih untuk pemanasan awal. Dalam proses latihan per latihan selalu berjalan lancar, latihan pertama kami sudah langsung klik dalam menggarap lagu. Lagu Koruptor dan Simfoni Luka tercipta, kami ternyata ber-empat punya kesamaan referensi, lagu-lagu tersebut tergarap dengan lancar. Latihan kedua mengalir lagi, lagu Melawan Rotasi dan Black tercipta, begitulah seterusnya sampai saat ini perbendaharaan lagu mulai bertambah antara lain, lagu Arogan, I Want it all dan Lelaki”.

Kini, manufer mereka mudah tercium. Wilayah komunitas grunge Jakarta dan Bandung sudah mulai menerima dan mengakui keberadaan mereka melalui Penampilan Live Konspirasi. Waktu berputar, band grunge bermunculan dan ada yang pergi, banyak cerita band grunge nasional yang terkubur juga tumbuh subur. Band ini bukan para Konspirator dengan konotasi negatif, karena kini file rahasia sedang di rancang, file musikal rahasia band bernama KONSPIRASI yang namanya di ajukan Marcell ini akan mulai dibaca oleh publik, silahkan digunakan mungkin sebagai bahan tulisan sejarah musik Indonesia untuk di puji, di bongkar, di kritik atau dicaci maki. Dijamin tak akan ada cerita yang dibawa sampai mati karena kuatnya prinsip kerahasiaan mereka. Bagi para penulis, wartawan, praktisi media cobalah lebih dulu untuk mendeteksi lebih dini band ini atas setiap potensi mereka, apakah band ini ancaman kepada musik Indonesia karena keburukan-nya?, atau hanya akan menjadi perbendaharaan musik sampah nasional?. Ya kami baru saja berkumpul, menyemburkan musik dari tempat kumuh dengan musik yang kotor. Mereka yang berani bertanggung jawab atas semua ini adalah: Edwin Syarif (Guitar), Marcell Siahaan (Drum), Denny Hidayat (Bass) dan Che (Vocal). Ada yang belum di ungkapkan, Lalu apakah tujuan besar mereka? mereka bungkam, biarkan sejarah musik Indonesia yang mencatatnya, biarkan tetap menjadi Konspirasi.  (PR/bug) (indonesiatunes)
Baca selengkapnya